Diantara Dua Pilihan


Inilah pilihannya; menyendiri atau bergaul. Sebuah pilihan yang sulit sebab pada masing-masingnya ada kelebihan dan keburukan. Di sisi lain, kesalahan pilihan juga bisa berakibat fatal bagi diri kita. Sehingga rambu-rambu yang jelas harus kita patuhi sebelum kita tergelincir di licin jalan berminyak. Kemudia terjerembab jatuh di terjalnya bebatuan.
            Dalam kesendirian ada banyak kebaikan. Leluasa beribadah, tersedianya kesempatan merenung, serta terhindar dari akibat buruk pergaulan semisal riya’, ghibah, perdebatan, pertengkaran, permusuhan, persaingan, bungkam dari menyatakan kebenaran, hingga terbawa suasana dan terpengaruk akhlak tercela. Tapi di dalam pergaulan juga banyak faedah. Banyak teman dan kenalan, kesempatan bersilaturrahmi dan menjalin relasi, berbagi ilmu dan pengalaman, hingga terealisasinya hak-hak pergaulan adalah diantara contohnya.
            Namun jika tidak hati-hati, pergaulan berubah serupa asap yang akan menghalangi pandangan mata dan menyesakkan dada, juga menghitamkan wajah. Membelah pikiran antara memenuhi tuntutan pergaulan atau memberikan hak atas diri sendiri dan orang-orang dalam tanggungan. Sehingga hak diri dan keluarga sering tidak terabaikan dan dendam kebahagiaan tidak tercampakkan.
            Pergaulan akan memberi manfaat jika ia dibingkai oleh syariat sebagai syarat. Berasaskan ta’awun dalam kebaikan dan ketakwaan, serta terjauhkan dari dosa dan maksiat. Karena faktanya, banyak kebaikan di dalam islam yang berupa amal kolektif. Yang akan berkurang atau bahkan hilang kebaikannya. Jika kita lakukan sendirian. Ada juga yang tidak mungkin dilakukan tanpa menyertakan orang lain karena ia memang bukan untuk dikerjakan sendiri.
            Maka pilihannya adalah memenej waktu dan menetapkan skala prioritas. Kapan kita bergaul dan kapan menyendiri, sehingga kita bisa memetik buah yang maksimal dari keduanya. Untuk kemudian berkomitmen untuk disiplin dalam pengerjaannya. Karena pergaulan sering terasa mengasyikkan hingga melupakan kita akan waktu dan tuntutan kewajiban yang lain.
            Diawali dari memilih teman bergaul yang baik karena mereka seperti penjual parfum yang menebarkan aroma wangi, membatasi waktu secukupnya agar tidak berlebihan, menjaga aturan mainnya agar tidak melanggar norma-norma kebaikan, hingga memberi waktu untuk diri sendiri agar tercapai keseimbangan yang menentramkan.
            Dan karena menyendiri secara total tidak dikenal di dalam Islam, maka kita tetap harus bergaul sebagai pemenuhan akan naluri sosial kita. Hanya saja kita perlu tegas membatasi diri agar tidak terjerumus terlalu dalam. Sebab, berapa banyak manusia yang celaka dan menderita disebabkan kesalahan mereka dalam bergaul? Naudzu billahi min dzalik!

0 komentar :

Posting Komentar