Masalah itu Sahabat

Hari ini ketika Anda merasa bahwa semua beban berada di pundak Anda, berhentilah sejenak dari kerutinitasan. Ambillah nafas sedalam-dalamnya. Imajinasikan dalam benak Anda bahwa saat Anda menghembuskan nafas nanti, masalah Anda akan hilang selayaknya karbondioksida yang menguap hilang saat dihempaskan dari hidung. Tidak berhasil? Coba lagi! Tidak berhasil ketiga kalinya? Coba lagi! Coba lagi, coba lagi, dan coba lagi! Sampai masalah Anda benar-benar lenyap dari pikiran Anda..

Sebenarnya, masalah yang Anda hadapi bukanlah beban berat yang harus Anda panggul terus menerus. Letakkan sejenak. Biarkan pikiran Anda kosong terlebih dahulu. Tenang. Setelah itu pikirkan jalan keluar yang memungkinkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, jangan biarkan masalah meraung-raung dalam kepala, mbulet seperti benang wol kusut, awut-awutan tidak jelas. Masalah itu ada untuk diselesaikan, bukan untuk dibiarkan mengendap dalam pikiran hingga akhirnya jadi batu endapan. Lengket, tak bisa lepas. Kalau sudah begitu, si masalah ini akan menghantui pikiran Anda terus menerus. Dan otomatis! Anda bisa jadi stress berat!

Pahamilah sejenak saja. Masalah ada karena kita juga hidup dan waras. Coba bayangkan, apa pernah orang mati mempunyai masalah? Atau pernahkah menjumpai orang gila yang bilang, “Aku ada masalah nih!”. Ketika seseorang sudah menjumpai ajalnya, jelas bahwa rohnya telah berpisah dengan raganya. Energi yang menggerakkan tubuh pun berpindah ke alam lain. Ini berarti tubuh sudah tidak bisa bergerak lagi. Kaku. Meskipun sebelum meninggal si calon mayit ini punya segudang masalah yang belum terselesaikan, lalu tiba-tiba meninggal, seingin apapun dia menyelesaikan masalahnya, dia tidak akan pernah mungkin bisa menyelesaikannya. Tidak mungkin dan tidak pernah. Maka, orang mati tak akan pernah punya masalah. Begitupun juga orang gila atau kehilangan kewarasannya. Dia sudah lepas dari semua masalah. Karena bagaimana dia bisa menyelesaikan masalahnya, jika bahkan mengurusi dirinya saja dia tidak bisa. Jadi kesimpulannya adalah jika kita hidup dan berakal sehat, maka wajar jika kita mempunyai masalah, sebanyak apapun itu. Masalah seperti halnya udara. Ada setiap waktu, yang selalu kita jumpai sehari-hari tanpa sekalipun kita pernah memintanya. Nah, simple kan?

Ketika kita menyadari kita harus berhadapan dengan masalah, jangan pernah mencoba berpikir untuk lari darinya. Masalah tidak akan pernah selesai jika kita tidak mencoba untuk menyelesaikannya. Ini seperti kita harus mengerjakan ujian nasional. Soal-soal ujian ini bisa dianalogikan sebagai masalah (dalam kenyataan pun ujian memang dianggap masalah oleh anak-anak sekolah. Iya kan?). Coba bayangkan jika saat jadi murid sekolah dulu, kita tidak mau mengerjakannya dan memilih untuk bolos (atau bisa dibilang lari dalam hal ini), maka kita tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. Menyelesaikan kuliah strata satu, atau bahkan mungkin menjalani profesi-profesi tertentu yang mengharuskan mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Karena apa? Karena pada fase ujian yang lalu saja, kita tidak bisa menyelesaikannya, apalagi sekarang. Tidak mungkin bisa kan?

Itulah mengapa masalah menjadi sangat penting bagi kita. Ia memberi kontribusi penting bagi kehidupan kita. Dengan menyelesaikan berbagai masalah dalam kuantitas banyak, maka kualitas diri kita pun ikut meningkat. Ini seperti halnya kita bermain game, jika kita bisa menyelesaikan satu level, kita akan naik ke level selanjutnya yang lebih sulit. Dan pada akhirnya kita yang akan memenangkan semua ini! Jadi, mulailah bersahabat dengan masalah. Karena tanpa masalah, hidup kita tidak akan berarti apa-apa. SEMANGAT!

0 komentar :

Posting Komentar