Saat Cintamu Hancur Berkeping-keping
Sedahsyat itukah? Sakit hati karena putus cinta, diperkirakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah 1) kedekatan
sebuah hubungan; 2) lamanya sebuah hubungan: hasil penelitian
menunjukkan tingkat stress lebih rendah dimiliki oleh individu yang baru
beberapa minggu menjalin hubungan; dan 3) ‘kemudahan’ ketika mencari
pasangan pengganti.
Yuk kita bahas satu satu. Kedekatan sebuah hubungan.
Semakin dekat kamu dengan seseorang maka semakin sakit pula saat kamu
putus dengan dia. Mungkin selama ini kamu sudah sangat dekat dengan dia.
Apa-apa laporan, sudah makan, sudah minum, sudah ini sudah itu,
semuanya dilaporkan. Sampai sampai heran juga itu pacar apa satpam
kos-kosan. Pokoknya posisi kamu sama dia sudah dekat banget kayak lem
sama kertas. Posisi kayak gini nih yang bahaya. Selain dilarang Islam,
resiko sakitnya pas putus lebih “berdarah-darah” deh. Bisa-bisa mata
kamu bengkak karena nangis melulu. Maka saran saya nih, mending tidak
perlu pacaran, sebab endingnya bakalan nyusahin diri sendiri. Jaga diri
dan tetep jomblo sampai halal.
Kedua soal lamanya sebuah hubungan. Semakin kamu lama kenal dia, maka
semakin sakit pula saat perpisahan itu tiba. Sudah terlalu banyak memori
yang harus dikenang. Kebersamaan yang ada selama ini, harus hilang
ditelan bumi. Keindahan yang tercipta berdua harus kandas di tengah
jalan. Waktu yang membersamai berdua harus berhenti, dan menyisakan luka
nan dalam. Luka itu menganga tajam, setajam silet. Sreeett! Jadi
bakalan bikin nangis melulu menguras air mata berhari hari, karena tidak
mau kehilangan dia. Ujung ujungnya bisa galau tingkat lanjut, yang
membahayakan diri dan keluarga kamu.
Ketiga,kemudahan mencari pasangan pengganti. Kalau sudah kenal cinta,
dan menganggap bahwa mencintai itu berarti memacari, pasti jadinya kayak
gini. Setelah selesai dengan satu cowok, maka akan segera mencari
pengganti cowok tersebut. Padahal, remaja harusnya fokus saja ngejar
cita cita. Perasaan yang sementara muncul anggap saja sebagai sebuah
hiburan sesaat yang tidak perlu ditindaklanjuti. Simpan saja sampai
Allah menghalalkan kamu dan dia bersama. Tidak usah pacaran. Kalau
sekarang jalilan cinta itu putus, anggap saja itu sebagai pelajaran
berarti. Hikmahnya kamu harus tetap fokus belajar. Jangan tengak tengok
kiri dan kanan.
Jadi sekarang semuanya serba jelas kan, bahwa cinta yang putus itu
berbahaya. Bisa membuat linglung dan sempoyongan. Maka Cuma satu cinta
yang tidak akan mengecewakan, mencintai Allah dan orang orang yang
dicintainya. Itu kagak bakalan bikin sakit hati dan jengkel. Hidup jadi
lebih mantab, bermakna dan hebat!
Oleh : Burhan Sodiq S.S
0 komentar :
Posting Komentar